Sabtu, 24 Januari 2015

Berbagi cinta di desa Rantau Bujur

Rantau bujur merupakan sebuah desa dari sekian banyak desa yang terletak di riam kanan Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, berawal dari ajakan teman teman South Borneo Travellers yang ingin melakukan sharing cost dalam kegiatan gathering jalan-jalan dan saya pun sangat tertarik mengikuti kegiatan kali ini.
Oh iya, trip kali ini bukan sekedar jalan-jalan, kami berencana ingin menyisipkan beberapa kegiatan sosial seperti menambah koleksi buku untuk perpustakaan SDN Rantau Bujur & SMP 4 Aranio yang ada di Desa Rantau Bujur yang kabarnya mereka sangat membutuhkan buku baru untuk menambah daftar buku bacaan mereka, berbagi kelas inspirasi bersama anak-anak SD & SMP, apalagi terdengar kabar kalo desa Rantau Bujur merupakan sebuah yang sangat banyak di tumbuhi buah durian, ajeeeeep ngiler ga tuh hehe
Hari yang ditunggu pun tiba, tepat jam 08.30 tanggal 20 januari kami berkumpul di dermaga waduk Riam kanan yang memang sudah di tentukan oleh teman-teman sebelumnya. untuk menempuh ke desa Rantau Bujur, dari pusat kota banjarbaru dapat di tempuh dengan perjalanan darat sekitar 1 jam perjalanan  darat dan dilanjutkan dengan menggunakan kapal/kelotok sekitar 2-3 jam perjalanan menyusuri waduk terbesar yang ada di kalimantan selatan. awalnya sih agak resah karna beberapa hari sebelumnya hingga hari H cuaca selalu hujan
Dan ternyata keresahan saya terjawab, pagi itu cuaca terlihat mendung dan sesekali hujan pun turun.
namun sedikit pun tidak menyurutkan kami untuk tetap pergi berangkat.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang peserta yang berasal dari Banjarmasin, Landasan Ulin, Banjarbaru, Martapura, Pelaihari, dan Kandangan. dan ketika semua sudah terkumpul kami pun berangkat. lets gooooo..









Meskipun kondisi cuaca sedang gerimis, namun di dalam perjalanan menyusuri waduk Riam Kanan membuat kami takjub akan pemandangan yang di suguhkan, berupa barisan pegunungan meratus yang sangat indah.
Singkat cerita, setelah menempuh sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kapal/kelotok tibalah kami di sebuah gerbang sebuah desa yang menandakan kami telah sampai di desa Rantau Bujur.



Sesampainya di desa Rantau Bujur, kami harus melanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 30 menit menuju rumah kepala desa setempat, dengan kondisi cuaca yang sedikit gerimis kami terus melangkahkan kaki.


Akhirnya kami tiba di rumah kepala desa dan beliau pun menyambut kami dengan hangat,
setibanya di rumah kepala desa, kami langsung mengutarakan maksud dan tujuan kami datang ke desa tersebut, ternyata beliau sangat mendukung kegiatan yang akan kami lakukan disana nantinya, kami di persilahkan untuk menginap di rumah beliau, terimakasih pak kades



Setelah cukup lama ngobrol dengan pak kades, kami pun segera berpamitan dengan beliau untuk jalan jalan di sekitar desa Rantau Bujur, tujuan kami adalah bukit kapayang yaitu sebuah bukit yang berlatarkan Gunung Pahiyangan yang konon kata nya gunung tersebut memiliki bentuk yang sangat unik, penasaraaan ? kita liat aja nanti hehe
untuk menuju bukit kepayang kita harus menyebrang sungai dengan menggunakan kecil, wihh lagi lagi disini pemandangan nya sangat keren, namun tiba-tiba hujan pun turun dengan sangat derasnya.
Hujan  badai pun kami lalui dengan ceria, horeee :D


Setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan kelotok kecil kami tiba di suatu hutan entah berantah, kata pak Anshari (guide kami yang mengantar ke bukit kapayang) inilah track yang akan kita lewati menuju bukit tersebut, epicccc banget hutan nya sangat alami bahkan jalur tracknya pun hampir tidak keliatan yang menandakan jalur tersebut sangat jarang dilalui oleh orang.


 



Track yang kami lewati menuju bukit kepayang

Setelah kurang lebih 1,5 jam kami melewati semak belukar, rawa-rawa, dan sungai akhirnya mata kami takjub akan pemandangan yang di hadapan kami, kata pak Anshari itu adalah gunung pahiyangan.
Gunung Pahiyangan ternyata sangat kereeen, gunung dengan bentuk segi tujuh terlihat cantik dengan kelebatan hutan yang ada di sekitar gunung tersebut.
tanpa basa basi, ini adalah waktunya narsis hehe







Setelah kurang lebih 2 jam kami menghabiskan waktu bernarsis ria, kami pun memutuskan untuk pulang menuju rumah pak kades, dan beruntung nya saat perjalanan pulang cuaca sudah mulai bersahabat.
Sesampai di rumah pak kades kami pun segera membersihkan diri dan beristirahat karna petualangan yang sebenarnya sudah menunggu esok hari.
Keesokan hari nya kami harus bangun pagi-pagi sekali, karna jam 08.00 pagi kami harus pergi ke sekolahan SDN Rantau Bujur & SMP Aranio 4 yang ada di desa Rantau Bujur untuk menjalankan misi yaitu penyerahan donasi buku bacaan yang sudah kami persiapkan sebelumnya.
Waktunya pasukan merah beraksi !!!



Penyerahan simbolis buku bacaan dari kak Farina kepada kepala SDN Rantau Bujur, semoga bermanfaat ya bu :)

disini kami tidak hanya sekedar melakukan penyerahan donasi buku bacaan, tapi kami juga sedikit berbagi keceriaan kepada anak-anak SDN Rantau Bujur yaitu bagi-bagi coklat gratis hehe




Kak Sultan Yusuf dengan asiknya memberikan kelas inpirasi di hadapan murid-murid SDN Rantau Bujur "Pentingnya Mencuci Tangan". Gokiiiiil kak.








Tidak ada habisnya berbagi keceriaan dengan dengan anak-anak SDN Rantau Bujur, mereka sangat begitu keliatan senang dengan kedatangan kami, namun kami beranjak pergi melanjutkan misi ke SMP 4 Aranio yang letaknya tidak jauh dengan SDN Rantau bujur.



 
  Penyerahan simbolis buku bacaan dari kak Farina kepada pengurus perpustakaan SMP Aranio 4, semoga bermanfaat ya pak :)

Di SMP Aranio 4 kami juga membagikan-bagikan coklat gratis dan juga mengadakan games dadakan. Seru bangeeet



.
 Alhamdulillah, mereka langsung menyerbu perpustakaan ketika tahu ada buku bacaan baru yang kini hadir di lemari perpustakaan mereka

 


Waktu menunjukan pukul 11.00 siang, waktunya kami harus berpisah dengan mereka, berat rasanya harus meninggalkan mereka namun apalah daya waktu kami tidak banyak dan kami harus segera kembali pulang ke rumah pak kades.
Namun di tengah perjalanan pulang menuju rumah pak kades terlintas pikiran untuk hunting buah durian karna di sepanjang jalan menuju rumah pak kades di setiap rumah warga yang kami lewati memiliki pohon durian yang berbuah sangat lebat sehingga kurang afdol rasanya jika kami tak mencicipi buah durian dari desa ini.





 

Setelah puas menyantap buah durian kami pun segera kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah pak kades, sesampai nya di rumah pak kades kami segera packing dan berpamitan kepada beliau namun tidak lupa masih ada kejutan untuk desa ini.
kami memberikan papan "Nama Desa" dan papan "Rumah Kepala Desa" beliau sangat senang menyambut papan pemberian dari kami, tidak lupa beliau mengucapkan banyak terimakasih kepada kami karena masih ada di luar sana orang yang masih perduli terhadap desa ini kata beliau.


 Penyerahan papan nama "Rumah Kepala Desa" kepada Pak M. Mukeri, Kepala desa Rantau Bujur

Setelah itu kami pun segera berpamitan kepada warga sekitar dan menuju dermaga untuk pulang, pak kades pun turut mengantar kami menuju dermaga.



 Proses pemasangan papan nama desa di dermaga yang di bantu oleh pak kades



Papan nama desa sudah terpasang, saatnya kita pulang..

Terimakasih banyak desa Rantau bujur, kami senang berada disini, meskipun belum banyak yang dapat kami berikan, hanya sedikit kenang-kenangan dari kami dalam #voluntourism kali ini, semoga lebih banyak lagi perhatian ke semua desa di wilayah waduk Riam Kanan, semoga akses jalan bisa di perbaiki, peningkatan fasilitas pasokan listrik dan dan jaringan privider seluler, peningkatan fasilitas kesehatan,pendidikan dan semua yang menjadi hak mereka sebagai warga negara Republik Indonesia.
Dan tidak lupa daya ucapakan terimakasih untuk teman-teman yg sdh ikut berpartisipasi, bekerjasama, mau bersusah senang selama 2 hari. Good team work.