Jumat, 07 Maret 2014

Keindahan Teluk Tamiang, Tanjung Kunyit, Pulau cinta hingga mitos Kota Saranjana

Untuk kesekian kalinya saya datang ke Kotabaru dengan tujuan berbeda setelah kemarin sempat jalan jalan ke Pulau Samber Gelap kali ini saya membahas perjalanan saya menuju Teluk Tamiang yang tepat nya berada di Pulau laut barat.
Adanya libur panjang di kampus yang seperti biasa hanya kami habiskan untuk bersantai dirumah dan saya menyadari liburan tahun ini adalah liburan terakhir sebelum kami melahap laporan PKL dan skripshit setidaknya harus ada kesan yang berbeda dari liburan ini.
Awalnya jalan jalan ini terlintas setelah adanya ajakan dari teman saya auda yang memang berasal dari kotabaru berniat pergi kesana, setelah saya berunding dengan auda masalah waktu keberangkatan setelah semuanya deal kemudian saya mengajak beberapa teman saya yang mau ikut.
singkat cerita ada 5 orang teman saya yang ternyata pengen ikut ke Lontar, ada zerie, Aal, Rio, Abang + juliet nya Si Aina hehe
Tepat hari kamis tanggal 20 februari 2014 kami start dari pelaihari menggunakan sepeda motor berangkat menuju kotabaru, di tengah perjalanan kami dapat jackpot berupa bocor ban HAHAHA ya sudah lah tetep disyukurin itung2 bisa sambil istirahat di tengah perjalanan yang masih begitu panjang.


Sekitar 15 menit kami menunggu sang paman mengganti ucus ban, akhirnya si motor pun sudah siap beraksi kami pun melanjutkan perjalanan kembali.
Di tengah perjalanan di sekitar pagatan, saya menerima sms yang ternyata dari auda, dia bilang kalo dia dan teman nya sudah sampai di tanjung serdang, kami pun segera tancap gas agar bisa lebih cepat sampai di sana agar mereka tak terlalu lama menunggu kami
setelah menempuh kurang lebih 1 jam perjalanan akhirnya kami tiba di pelabuhan ferry batulicin, kami pun segera membeli tiket untuk menyebrang ke pelabuhan Tanjung serdang Kotabaru.



Para pejuang cinta






Ini tujuan kita, Lontar

Sesampainya di pelabuhan Tjg Serdang kotabaru kami segera menghampiri auda yang sudah lumayan lama menunggu kami disana, lalu teman auda segera memperingatkan kami agar segera bersiap2 untuk melanjutkan perjalanan menuju lontar karena waktu sudah menunjukan jam -4 sore takutnya kemaleman nyampe lontar, dari tanjung serdang menuju lontar bisa memakan waktu sekitar 3-4 jam.
Watdepak padahal jarak dari tjg serdang menuju lontar kurang lebih hanya 73km kenapa bisa memakan waktu selama itu padahal kalo di hitung2 jarak 73km itu paling lama ya 2 jam juga udah nyampe, Separah apa sih jalan menuju lontar.



Di dalam perjalanan, jalan yang kami lalui lumayan mulus walau sedikit berbatu, sedikit kecap dan berlubang hahaha lalu saya bertanya sama auda apakah ini yang di maksud auda dengan jalan rusak menuju lontar,lalu auda menjawab masih ada yang lebih parah daripada ini.
saya bingung dalam hati saya berkata kalo cuman segini sih gampil wkwk teman teman saya pun masih bisa bercanda di sepanjang jalan, mereka tidak tau separah apa jalan di depan yang akan mereka tempuh
Sekitar 1 jam kami melakukan perjalanan menuju lontar,ternyata ini dia surprise nya HAHAHA
Hati hati ngiler.








Si eneng narsis wkwk

Setelah berjam-jam kami melewati kolam renang yang indah,  kami belum sampai juga ternyata di lontar, sama sekali tidak ada kehidupan hanya ada beberapa rumah yang terlihat di sepanjang jalan, pantai yang kami lewati di sepanjang perjalanan pun tidak begitu cantik.
wajah2 teman saya tak lagi sumringah, keliatan sekali dari raut wajah kalo mereka kelelahan dan ingin cepat sampai tujuan.
hari pun mulai gelap dan kami masih di dalam kubangan lumpur benar benar ajiipppp semua badan kotor
setelah menempuh perjalanan panjang, terlihat sebuah perkampungan yang lumayan padat penduduk dan auda mengatakan kalo kita sudah sampai di lontar. Alhamdulillah 
tapi jangan senang dulu karena lontar hanyar persinggahan sementara, karena tujuan kita sebenarnya adalah Teluk tamiang yang harus di tempuh sekitar 30 menit dari lontar.
Sambil beristirahat dan mengisi bensin di sebuah warung kami sambil bercanda karena keadaan kami yang sangat ganteng dengan sedikit balutan lumpur wkwk 
kami pun melanjutkan lagi perjalanan menuju teluk tamiang, kali ini kami sedikit merasa nyaman karna jalan lontar menuju teluk tamiang tidak begitu parah.
Sesampainya di teluk tamiang, kami segera menuju ke rumah Bapak Sulaiman yang sebelumnya sudah auda hubungi untuk meminta izin beristirahat disana, beliau ada lah mantan kades teluk tamiang yang bersedia menampung kami selama disana.
Beliau menyambut kami dengan baik, kami di bikinin kopi dan teh hangat setidaknya ini lebih dari cukup untuk menghilangkan lelah kami.
Dan jangan heran kalau disini tidak ada sinyal hp operator mana pun kata pak sulaiman, yang ada cuman di dermaga yang berada dekat rumahnya itupun tidak hanya jaringan telkomsel.
setelah sedikit ngobrol ngobrol dengan beliau, beliau menyarankan agar kami segera beristirahat di kamar yang telah di sediakan kami pun segera beranjak menuju kamar.

Walaupun kami berhimpitan untuk tidur,ini lebih dari nikmat kawan

Keesokan nya harinya karena sudah tidak sabar ingin melihat pantai yang di katakan banyak orang sebagai pantai mimpi kami pun segera bergegas bersiap2 menuju dermaga yang tidak begitu jauh dari kediaman pak sulaiman, tidak perlu mandi kami sudah ganteng hahaha

Berikut penampakan pantai indehooy


 






 


















Setelah lelah berjalan berkeliling di sekitar pantai teluk tamiang dan jam sudah menunjukan pukul 11 siang, saatnya kami harus kembali ke penginapan karna kebetulan hari itu hari jum'at dan bagi kami yang merasa ganteng, Soljum dulu men

Nyantai di alfamart dekat resort H.sulaiman


Setelah selesai jum'at dan kembali ke rumah, saya pergi menemui bapak sulaiman yang kebetulan sedang bersantai di ruang tamu, saya mengajak ngobrol beliau dan sambil bertanya tentang tempat tempat yang harus kami kunjungi selama disini.
dan beliau menawarkan untuk bermalam di bangunan yang katanya peninggalan bekas belanda di atas gunung tanjung kunyit, kata beliau disana ada mercusuar di atas gunung dan disana akan terlihat keindahan sunset jika kita berada di atas suar tersebut. beliau tidak bisa ikut bermalam di karenakan kondisi beliau yang sudah tidak muda lagi, namun beliau bersedia mengantarkan kami kesana.
beliau mengatakan jika hendak ke pulau tanjung kunyit harus menggunakan kapal, dari teluk tamiang menuju tanjung kunyit hanya sekitar 30 menit dan beliau menawarkan kapalnya untuk menyebrang kesana kepada kami GRATIS, kami cukup mengganti BBM nya saja. Thanks berat bapak.
singkat cerita saya kembali ke kamar dan berunding kepada teman teman saya, dan semua nya deal. 
setelah kami packing kami berangkat bersama sama menuju dermaga.


Sebelum berangkat begambaran dulu men



Ajang narsis di atas Titanic

Nilam, auda dan husein yang setia nganterin kami jalan jalan



Welcome Tanjung kunyit



Tanjung kunyit merupakan desa nelayan yang hanya di tempati oleh beberapa kepala keluarga saja, disini tidak listrik para penduduk hanya memanfaatkan panel surya dan genset sebagai sumber penerangan di rumah mereka 
Sesampainya di tanjung kunyit, bapak sulaiman mengajak kami bersinggah di rumah salah satu warga disana yang ternyata masih kerabat dari bapak sulaiman
bapak sulaiman hanya bisa mengantar kami sampai disini, karena untuk perjalanan selanjutnya adalah mendaki gunung yang tidak terlalu tinggi yang harus di tempuh sekitar 30 menit
setelah itu bapak sulaiman berpamitan kepada kami untuk kembali ke teluk tamiang.
karna masih banyak waktu kami menyempatkan diri untuk bermain di sekitar pantai tanjung kunyit







Paman pantai lawan adingnya

Foto bareng anak anak Tanjung kunyit


Waktu sudah menunjukan jam 5 sore saat nya kami bersiap siap untuk melanjutkan perjalanan menuju mercusuar yang berada di atas gunung pulau tanjung kunyit.
Meskipun gunungnya tidak terlalu tinggi saya rasa kami cukup kelelahan untuk mendaki nya mungkin di karena barang bawaan kami yang terlalu banyak, sesampainya di atas tampak beberapa buah bangunan disana kata penjaga suar tanjung kunyit bangunan ini bekas bangunan peninggalan belanda dan belum pernah di pugar sama sekali, tanpa menunggu paman bakso lewat dan tanpa menunggu basa basi lagi saya segera terbang ke atas mercusuar






Ini erwin anak lokal tanjung kunyit

Ini husein, guide kami selama di lontar


Setelah puas menikmati keindahan dari atas suar kami pun segera turun, dengan tidak membuang buang waktu dan sebelum hari benar benar gelap kami segera mencari kayu bakar untuk membuat kompor yang berbasis teknologi tinggi hahaha






Dan sialnya kami lupa membawa pisau untuk membersihkan ikan yang akan kami bakar, terpaksa deh kami makan ikan dengan bonus empedu nya tanpa di bersihkan sama sekali wkwk tenang kawan disini tidak ada rumah makan ini pun sudah lebih dari nikmat untuk mengisi perut yang sudah mulai berdendang.
Malam pun sudah mulai larut kami memutuskan untuk beristirahat di dalam  villa, di dalam vila ini terbagi menjadi 2 ruangan, saya, husein dan zerie tidur di bagian luar sambil berjaga-jaga dan sisanya tidur di dalam.
sumpah ini pengalaman saya yang luar biasa tidur di dalam bangunan yang lumayan berdebu tanpa bantal tanpa selimut dan tanpa penerangan sama sekali, pengen buang air kecil saja masih mikir mikir wkkwk
tidak sengaja saya mendengar pintu terbuka segera saya bangun dan ternyata itu nilam yang hendak mengambil wudhu untuk sholat subuh, tidak terasa ternyata sudah subuh, saya pun segera bangun dan pergi keluar untuk meliat keadaan sekitar dan sambil menunggu sunrise dari atas suar, sayang pagi itu awan terlalu tebal sehingga menutup matahari yang hendak terbit.









Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi itu artinya kami harus segera turun gunung untuk kembali ke perkampungan tanjung kunyit karena pak sulaiman akan menjemput kami untuk kembali ke teluk tamiang



Thank you sobat






Dermaga tanjung kunyit


Setelah kurang lebih menunggu 1 jam akhirnya pak sulaiman beserta titanic nya datang untuk menjemput kami, di tengah perjalanan sebelum pulang ke teluk tamiang pak sulaiman mengajak kami bersinggah di karamba yaitu tempat penangkaran ikan yang lokasi berada di tengah laut dan tidak jauh dari tanjung kunyit dan teluk tamiang










Di tengah perjalanan pulang, kami kehujanan dan beruntungnya hujan nya sangat lebat sehingga baju kami semua basah padahal pak sulaiman ingin mengajak kami melihat terumbu karang di teluk tamiang, terpaksa deh kita cancel.
Sesampainya di rumah pak sulaiman kami segera packing kembali karena kami harus kembali ke lontar dan menginap di rumah husein, kami pun sangat berat meninggalkan teluk tamiang namun apadaya waktu kami tidak banyak dan masih banyak tempat yang harus di kunjungi selama berada di sana.
Setelah berpamitan dengan keluarga besar pak sulaiman kami mengucapkan beribu banyak terimakasih kepada keluarga besar beliau atas kebaikan beliau yang mau menampung kami selama disana, see you next time bapak.
Sesampainya di rumah husein kami hanya beristirahat sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke tanjung lalak, dari lontar menuju tanjung lalak di perlukan waktu sekitar 1 jam dengan menggunakan sepeda motor
sesampai di pertigaan saya lupa nama desa tersebut namun kami memasuki sebuah perkampungan di pinggir pantai kalo tidak salah desa oka-oka sekitar menulusuri perkampungan akhirnya husein mengarahkan kami ke ke arah jalan berpasir di pinggir pantai hingga menuju sebuah bukit kecil yang tidak terlalu indah.
ternyata ini adalah gunung saranjana, mitos masyarakat di sekitar percaya adanya kehidupan di luar sana yang menyerupai kehidupan manusia seperti kita namun saja kasat mata
memang tidak ada yang tahu letak pasti kota saranjana tersebut namun masyarakat sekitar percaya kalo di daerah gunung tersebut merupakan salah satu pintu masuk menuju saranjana.
Saya memang penasaran dengan adanya mitos tersebut, saya selalu menanyakan tentang saranjana kepada husein ketika berada di teluk tamiang, dan akhirnya husein bersedia mengantarkan kesana. tooh kita tidak punya niat jahat sama alam hanya sekedar ingin tahu walau bagaimana pun kita harus menghormati mitos yang beredar di masyarakat sana.
tidak ada yang terlalu indah pemandangan di sekitar pantai hanya terlihat pantai biasa yang air nya pun kurang jernih tidak terlihat juga satupun nelayan yang mencari ikan di sekitar pantai tersebut.
di bawah gunung tersebut tampak karang yang berwarna kemerah-merahan namun yang perlu anda ketahui sinyal jaringan hp saya disini full padahal batas antara desa terakhir menuju gunung saranjana cukup jauh dan desa di sekitar pun hanya di tinggali beberapa kepala keluarga saja . allahualam


Gunung saranjana

Tidak ingin berlarut terlama di situ kami akhirnya melanjutkan perjalan kembali menuju tanjung lalak yang jarak nya tidak terlalu jauh lagi.
Sesampainya di tanjung lalak kemudian husein langsung nego dengan sang pemilik kapal mengenai sewa kapal yang akan membawa kami ke love island, setelah deal kami lalu menaiki flying dutchman dan goooo


Kesah gaul


Perjalanan menuju pulau island dari tanjung lalak tidak membutuhkan waktu lama hanyar sekitar 20 menit nebeng di kapal, pulau yang dari kejauhan terlihat biasa biasa saja dan ketika kapal sudah mulai mendekat ternyata pulau tersebut sangat keren dengan air laut yang lumayan jernih dan di hiasi batu batuan yang besar besar

Love Island






Paman ampun pulau

 
galau kada di kawani iwak



Nilam & Auda





Hari sudah sudah semakin sore dan kami harus kembali ke lontar,  terlalu banyak tempat indah disini yang belum sempat singgahi, mungkin lain kali saya pasti akan datang lagi.
keesokan harinya pun kami berpamitan kepada husein atas bantuan nya selama kami berada disini, semoga kita bisa jumpa lagi, terimakasih banyak sobat
Kami pun segera pergi meninggalkan lontar dan harus kembali berlawanan dengan sang monster lumpur yang sangat indah
Di tengah perjalanan pulang kami berhenti sejenak untuk beristirahat, sebagai kenang kenangan terkahir sebelum pulang kami menyempatkan diri untuk bekodakan hahaha







Sesampainya di pertigaan tanjung serdang kami pun berpamitan dengan auda dan nilam karena mereka kembali ke kotabaru dan kami harus kembali pulang ke pelaihari, kami tidak lupa mengucapkan banyak banyak terimakasih kepada mereka berdua karena sudah mau menemani kami jalan jalan selama di lontar, sampai jumpa di jalan jalan berikutnya ya mba.


Terimakasih kawan, tanpa kalian mungkin terasa beda, semoga ada umur panjang dan banyak uang untuk merencanakan jalan jalan berikut nya hahaha. dadah

18 komentar:

  1. wowwwwww, cerita dan pengalaman perjalanan km krennn abiess..... patut dicoba nieh.
    ternyata kalimantan tidak kalah bagus na dari pulau2 yang lainnya.

    BalasHapus
  2. wowwwwww, cerita dan pengalaman perjalanan km krennn abiess..... patut dicoba nieh.
    ternyata kalimantan tidak kalah bagus na dari pulau2 yang lainnya.

    BalasHapus
  3. Hehe di kalimantan khususnya d kalsel punya banyak tempat tempat indah yang tersembunyi,wajib coba tuh

    BalasHapus
  4. Pecah berooow!!
    Amazing.. kapan hendak kesana lagi? awak ngikut, hihihi

    BalasHapus
  5. Mas Dion : whaha apanya yang pecah nih mas ? denger denger kaka2 dari Sbt ada yg mau trip k marabatuan tp sklian mampir di teluk tamiang ayok kita numpang

    BalasHapus
  6. Mas, msih punya no pak sulaiman?

    BalasHapus
  7. Ismi : maaf kebetulan kemaren temenku kenal sama beliau, kalo saya ga punya kontaknya hehe

    BalasHapus
  8. berapa budgetnya kemaren bro waktu kesini?

    BalasHapus
  9. Asli mntap bnar nang ae hha
    Ane kmaren kstu jua wkwk
    Hndk beulah blog kaeni jua nh
    Skira greget pulau kotabaru hha

    BalasHapus
  10. budget 300rb/org ya??? kalau wktu 2 hri gak trllu mnikmati pmndangan dsna ya brrti,,hee

    BalasHapus
  11. ADA PUNYA NOMER H SULAIMAN KADES TELUK TAMIANG KH?

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Wah kota saranjana asyik tuh kl kita bsa liat

    BalasHapus